Minggu, 21 Agustus 2016

Wisata Sejarah

TAMAN SARI YOGYAKARTA


            Taman sari Yogyakarta atau Taman Sari Keraton merupakan situs bekas taman atau kebun istana keratin yang terletak disebelah selatan Keraton Yogyakarta. Dapat diakses dengan mudah menggunakan kendaraan motor ataupun mobil bahkan becak karena letaknya yang dekat dengan pusat. Wisata sejarah Taman Sari paling diminati wisatawan selain syarat akan sejarah juga karena tiket masuk yang sangat murah. Wisatawan local hanya dikenai tariff Rp. 3.000 per orang sedangkan wisatawan asing Rp. 7.000.
          Konon katanya, Tamansari dibangun di bekas keratin lama, Pesanggrahan Garjitawati dan dibangun pada zaman kekuasaan Sultan Hamengkubuwana I pada tahun 1758-1765 dan selesai pada pemerintahan Sultan Hamengkubuwana II. Menurut cerita Tamansari adalah tempat pemandian bagi para raja yang berkuasa serta keluarganya. Ada yang mengatakan pula bahwa Tamansari dibangun sebagai tempat beristirahat kereta kuda dan berfungsi sebagai benteng pertahanan terakhir di istana jika diserang musuh. Arsitek bangunan Tamansari adalah seorang Portugis sehingga arsitekturnya kental dengan nuansa Eropa tetapi masih mempertahankan makna simbolik Jawa.
            Terdapat bagian bangunan yang sangat penting di Tamansari yaitu sebuah lorong yang konon lorong tersebut adalah penghubung antara Kraton dengan pantai Parangkusumo. Lorong tersebut digunakan untuk pertemuan antara Kraton dengan Ratu Pantai Selatan yaitu Nyi Roro Kidul. Tetapi, karena alasan tertentu lorong tersebut sekarang ditutup. Hal lainnya terdapat kolam besar, kanal air, kolam pemandian dan ruang-ruang khusus. Menurut cerita dulu Tamansari adalah tempat pemandian bagi para raja yang berkuasa serta keluarganya. Tamansari mendapat julukan “The Fragrant Garden” memiliki luas lebih dari 10 hektare. Area yang digunakan secara efektif antara 1765-1812 ini pada mulanya membentang dari baratdaya kompleks Kedhaton sampai tenggara kompleks Magangan. Namun saat ini bangunan Tamansari yang bisa dilihat hanya yang berada di barat daya kompleks kedhaton saja.
            Di bangunan Tamansari, terdapat coretan-coretan yang dibuat manusia dan itu sangat mengganggu pandangan mata. Karena Tamansari merupakan bangunan Kraton yang sangat kental dengan budayanya, maka pengunjung tidak boleh merusak bangunan maupun lingkungannya. Dan juga harus menjaga sikap serta tidak membuang sampah sembarangan.
Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar