Minggu, 27 Mei 2018

MDW : Monitoring dan Evaluasi


PAKET WISATA.
A.    pertama
 Objective.
-          Keaslian/ orisinilitas paket wisata.
Indikator.
-          Ciri khas desa wisata.
-          Tidak ada unsur plagiarisme.
Tools : Observasi.
-          Melakukan study lapangan mengenai keaslian paket wisata dengan aktivitas masyarakat lokal (kearifan lokal).
-          Membandingkan paket wisata yang ada dengan paket wisata yang lainnya.

B.     Kedua.
Objective .
-          Segmen Pasar.
Indikator.
-          Kesesuaian aktivitas paket  wisata dengan segmen pasar.
-          Harga
Tools :
 a.  Wawancara
-          Menanyakan seputar paket wisatawan kepada para wisatawan (krteria: usia, komunitas, dll).
b.   Kuisioner
       -   Apakah harga paket wisata yang ditawarkan sesuai dengan fasilitas yang didapatkan?

C.     Ketiga
Objective.
-          Promosi
Indikator.
-          Jenis promosi yang dilakukan.
-          Intensitas dalam melakukan promosi.
-          Konten dalam kegiatan promosi.
Tools : Kuisioner
-          Jenis promosi apa yang dapat membantu penjualan paket wisata.

Rabu, 14 Maret 2018


SISTEM KELEMBAGAAN DESA WISATA


Berdirinya suatu desa wisata harus memiliki pengurus yang akan mengelola jalannnya operasional desa wisata. Peran kelembagaan ini sangat penting dan menjadi salah satu tonggak kesuksesan suatu desa wisata. Kelembagaaan yang bisa diterapkan di desa wisata yaitu harus sesuai dengan konsep dan karakteristik dari desa wisata tersebut. Susunan kepengurusan yang paling dasar dan bisa mencakup semua aspek dalam suatu desa wisata yaitu:
1.      Ketua. Posisi ini sangat penting bagi keberadaan pengurus desa wisata yang akan memimpin selama keberlangsungan suatu desa wisata dari awal berdiri. Seorang ketua harus memiliki rasa tanggung jawab yang besar agar dapat memimpin para anggotanya dan selalu memberikan solusi setiap masalah yang terjadi.
2.      Sekertaris. Tugas dari sekertaris yaitu notulensi saat rapat dan mengurusi soal surat- menyurat yang nantinya menjadi bukti arsip dari data desa wisata tersebut.
3.      Bendahara. Peran dari seorang bendahara termasuk dalam bagian inti pengurus yang mengelola anggaran atau keuangan desa wisata tersebut. Pencatatan mengenai pemasukan dan pengeluaran pun harus jelas agar transparansi dar keluar masuknya uang bisa dipertanggung jawabkan.
4.      Sie konsumsi. Keberadaan seksi ini berfungsi untuk memberikan fasilitas pelayanan makanan untuk para wisatawan yang menginap.
5.      Sie kamar. Seksi ini bertugas dalam menjaga dan mengontrol keadaan kamar yang akan ditempati wisatawan saat menginap. Mereka harus memastikan kondisi kamar bersih,wangi,nyaman, dan layak untuk digunakan.
6.      Sie rekreasi dan kerajinan. Tugas dari seksi ini adalah bertanggung jawab pada daya tarik dan kegiatan wisata di sebuah desa wisata tersebut. Sementara untuk sie kerajinan yaitu berfokus pada cindera mata khas dari daerah tersebut yang termasuk dalam atraksi wisata.
7.      Sie Kebersihan. Keberadaan seksi ini penting untuk menjaga area umum di desa wisat tersebut tetap bersih bebas dari sampah dan polusi. Hal ini akan membuat para wisatawan merasa nyaman.
8.      Sie keamanan. Seksi ini bertanggung jawab pada sistem keamanan dari desa wisata, mereka harus menjamin keamanan bagi para wisatawan dari kemungkinan ancaman yang akan terjadi.

Desa wisata yang sudah memiliki kelembagaan yang cukup baik adalah desa wisata Penglipuran, Bali. Sejak awal sebelum dijadikan desa wisata masyarakatnya sudah memiliki komitmen membangun desanya dengan konsep “Tri Mandala “  dan dalam kehidupan berkomitmen menjaga keseimbangan hidup untuk mencapai kedamaian berdasarkan konsep “Tri Hita Karana”. Dengan memegang teguh konsep tersebut pengembangan desanya menjadi lebih terarah dan sejak awal kesadaran masyarakat sudah tumbuh. Pembangunan desa wisata budaya Penglipuran diawali dengan semangat kelestarian budaya atau konservasi budaya sehingga dapat menjadi desa wisata yang sustainable. Pokdarwis dari desa wisata ini memiliki program jangka panjang, menengah dan pendek sebagai implementasi dari visi dan sapta pesona.
Desa wisata yang kelembagaannya kurang bagus yaitu desa Plajan, Jepara karena susunan kelembagaannnya kurang jelas. Masyarakat yang terlibat sangat sedikit di sisi lain pendidikan dari masyarakat yang tergolong kurang baik yang kebanyakan hanya lulus pada jenjang sekolah dasar. Sehingga masyarakat tidak memiliki ketrampilan yang bisa mengelola desa wisata ini dengan baik.

Senin, 12 Maret 2018





Pada hari Sabtu, Tanggal 10 Maret 2018 saya mengikuti kegiatan kuliah lapangan mata kuliah Manajemen Desa Wisata ke desa wisata Ngringinan. Kulap ini diikuti oleh teman-teman prodi Kepariwisataan 2016 satu angkatan. Kegiatan dimulai pukul 08.00 WIB dengan mendengarkan penjelasan dari pihak desa wisata mengenai profil desa wisata tersebut bertempat di rumah yang juga menjadi museum rumah Belanda. Teknis dari pelaksanaan kulap ini dibagi menjadi 2 grub yang nantinya akan mengunjungi Gereja Ganjuran.
Selama berada di rumah museum belanda kita diberi informasi mengenai Madu mongso yaitu jajanan khas dari desa wisata Ngringinan yang menjadi oleh-oleh khas desa wisata Ngringinan. Madu mongso ini rasanya manis dari gula jawa dan terdapat parutan kelapa yang menambah cita rasa menjadi lebih khas. Namun, produksi yang dilakukan belum bisa memenuhi permintaan yang banyak karena keterbatasan tenaga dan proses pembuatan yang lama. Dulu pernah dilakukan variasi produksi dengan varian rasa tetapi tidak terlalu laku karena kebanyakan orang mencari yang rasa original.
Kegiatan selanjutnya adalah mengunjungi Gereja Ganjuran. Gereja ini unik karena memiliki konsep bangunan yang beragam, terdapat bangunan yang berbentuk joglo dan ada juga yang berbentuk candi. Detail arsitekturnya juga sangat khas dan mengagumkan. Banyak orang yang datang beribadah dan melakukan ritual di tempat pemandian yang terdapat di gereja Ganjuran. Diluar dari area gereja terdapat banyak pedagang yang menjual pernsk-pernik Rosario dan patung-patung lainnya dengan harga yang terjangkau.
Setelah selesai berkunjung ke Gereja kami langsung kembali ke rumah Belanda untuk makan siang yang sudah disiapkan. Setelah selesai makan kegiatan pun selesai. Kegiatan yang dilakukan di desa Ngringinan adalah program UTS untuk melihat bagaimana kondisi wisatanya dan kemudian kita bisa membuat paket yang sudah ada tersebut menjadi lebih baik. Selain untuk menambah jumlah wisatawan diharapkan dapat memperlama length of stay dari wisatawan tersebut.

Selasa, 06 Maret 2018

Tokoh Wayang


Tokoh Wayang Yang Memiliki Sifat Mirip Dengan Saya

WERKUDARA


PROFIL
          Werkudara merupakan tokoh wayang yang sangat terkenal dan termasuk dalam anggota dari pandawa 5. Werkudara memiliki nama kecil yaitu Bima merupakan putra kedua dari Prabu Pandudewanata dan Dewi Kunti. Pada saat kelahirannya Werkudara dalam kondisi tubuhnya diselubungi selaput tipis berwujud bungkus yang tidak dapat disobek dengan senjata apapun. Kemudian sang ayah membuang bayi Bima di hutan Mandalasara atas anjuran dari Begawan Abiyasa. Namun sebenarnya, Werkudara merupakan putra Batara Bayu dan Dewi Kunti karena Prabu Pandu tidak dapat menghasilkan keturunan yang merupakan kutukan dari Begawan Kimindama.
Nama-nama lain dari Werkudara adalah Bratasena, Bima, Gandawastratmaja,Dwijasena, dan Bungkus yang merupakan panggilan kesayangan Prabu Kresna. Tempat tinggal Werkudara di kadipaten Jodipati, wilayah Negara Amarta dan memiliki tiga istri dan tiga orang anak yaitu Dewi Nagagini berputra Arya Anantareja, Dewi Arimbi berputra Raden Gatotkaca, dan Dewi Urangayu berputra Arya Antasena. Dan akhir riwayat Werkudara mati sempurna saat akhir perang Bharatayuda bersama ke empat saudaranya.
KEUNIKAN
Bima memiliki kesaktian menguasai angin yang berasal dari ayahnya yaitu Batara Bayu. Bima merupakan tokoh pandawa yang kuat, memiliki lengan yang panjang, tubuh yang tinggi dan memiliki wajah yang gagah disbanding empat pandawa lainnya. Bima juga memiliki pakaian kebesaran yaitu Gelung Pudaksategal, Pupuk Jarot Asem, Sumping Surengpati, Kelatbahu Candrakirana, ikat pinggang Nagabanda dan celana Cinde Udagara.
SIFAT
          Dari namanya Werkudara memiliki arti gemar makan. Dan Werkudara memiliki sifat yang gagah berani, teguh, tabah, setia, dan kuat. Sikap yang dimiliki dari Werkudara sangat mirip dengan sifat saya yang gemar makan, saya sangat menyukai wisata kuliner. Saya juga memiliki jiwa berani sebagai seorang pemimpin dan berani mengambil resiko. Saya memiliki ambisi yang kuat untuk mencapai sesuatu keinginan dan setia terhadap orang disekitar saya.




Minggu, 25 Februari 2018


Riska Wahyu Pratiwi





Dampak Kegiatan Pariwisata dan Rekreasi Di Wilayah Desa

Pariwisata saat ini menjadi ladang investasi bisnis yang paling menjanjikan, khususnya untuk jenis Desa Wisata. Banyak desa yang berlomba-lomba untuk membangun desa mereka menjadi suatu produk wisata yang dapat menarik interest para wisatawan. Banyaknya kemunculan Desa Wisata tidak semuanya dapat mempertahankan eksistensinya di dalam dunia pariwisata, banyak desa yang kemudian sepi pengunjung. Adanya kegiatan wisata di desa memiliki banyak dampak yang timbulkan, baik positif maupun negatif. Berikut ini beberapa contoh dampak positif dannegatif dilihat dari beberapa aspek.

A.   Dampak Positif

1.      Ekonomi Sosial.
-          Membuka lahan mata pecaharian baru bagi masyarakat.
Dibukanya suatu desa menjadi tempat wisata sangat menguntungkan bagi masyarakat yang terlibat di dalamnya. Semakin banyak wisatawan yang datang mereka mendapat penghasilan yang semakin banyak. Dalam jangka waktu yang berkelanjutan kondisi ini akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.

-          Mendongkrak kesetaraan gender dan membantu mengurangi ketidakseimbangan kekuatan sosial.
Keterlibatan semua pihak masyarakat dalam pengelolaan Desa Wisata mengharuskan semuanya berperan sesuai dengan keahlian mereka. Bersatunya semua kalangan masyarakat menjadi satu poin besar dalam menghilangkan status sosial mereka, masyarakat bersatu untuk membuat desa mereka unggul.

-          Menggebrak akivitas komunitas kolektif.
Dalam suatu misi pengembangan desa melibatkan seluruh komponen yang ada di lingkungan masyarakat. Hal ini menjadi suatu wadah untuk mengaktifkan komunitas yang ada di masyarakat yang kebanyakan pasif.

-          Memiliki tujuan yang mampu menahan bertambahnya populasi penduduk di daerah yang menawarkan pengalaman menarik. Meskipun pada kenyataannya di daerah pedesaan termasuk rendah populasinya.

2.         Cultural
-          Memperkuat budaya lokal.
Budaya lokal yang menjadi salah satu atrksi akan lebih kuat setelah keberadan Desa Wisata. Masyarakat menjadi lebih sering menjalani kebudayaan mereka untuk diperkenalkan kepada para wisatawan yang datang. Padahal sebelumnya mereka hanya melakukan itu disaat tertentu saja.
-          Menumbuhkan rasa percaya diri pada diri masyarakat dan dijadikan sebagai penghargaan diri atas budaya mereka yang menjadi identitas mereka dikenal luas.

3.      Physical
-          Berkontribusi dalam perlindungan dan konservasi.
 Dalam pengembangan Desa Wisata masyarakat juga harus mempertimbangkan keadaan lingkungan . Masyarakat ikut berperan dalam pelestarian lingkungan agar tidak merusak dan tetap terjaga kelestariannya.

-          Membantu pembaharuan kembali fasilitas yang terlantar.
Suatu Desa Wisata yang baik salah satunya keberadaan fasilitas yang lengkap dan memadahi. Dalam hal ini beberapa fasilitas desa yang awalnya jarang digunakan menjadi sering digunakan karena untuk menunjang keberadaan Desa Wisata.

B.   Dampak Negatif.

1.      Ekonomi Sosial.
-          Inflasi harga lokal.
Seiring dengan majunya sebuah Desa Wisata secara otomatis kesejahteraan masyarakat meningkat. Meningkatnya daya beli masyarakat dan semakin banyaknya wisatawan asing dan lokal  singgah di desa tersebut menimbulkan inflasi dengan harga-harga barang di desa tersebut.

-          Permintaan yang musiman.
Dunia pariwisata memang tidak bisa stabil peminatnya. Suatu destinasi wisata pasti memiliki permintaan pengunjung yang tidak setiap hari ramai, itu sebabnya para pelaku Desa Wisata harus memiliki pekerjaan tetap. Masyarakat terjun di dunia pariwisata hanya untuk keja sampingan.

2.      Cultural
-          Kebudayaan berubah menjadi tidak murni karena modifikasi dan kehilangan keasliannya.
Tuntutan produk Desa Wisata yang menjual budaya asli mereka membuat para pelaku wisata membuat produk yang unik dan menarik. Oleh karena itu kebudayaan mereka sudah tidak asli lagi.

-          Memusnahkan kebudayaan pribumi.

3.      Physical
-          Perusakan habitat.
Jika perlakuan lingkungan dalam kegiatan Desa Wisata tidak diperhatikan dengan baik maka dapat merusak habitat para makhluk hidup. Oleh karena itu konservasi dilakukan seiring dengan berkembangnya Desa Wisata tersebut.

-          Pencemaran sampah dan polusi.
Pengelolaan sampah menjadi bagian penting agar limbah tidak membawa dampak negative bagi kelangsungan lingkungan.

-          Konstruksi baru yang mungkin diberikan oleh tangan yangg salah atau koruptor.


Minggu, 18 Februari 2018


RURAL TOURISM AND RECREATION.



Rural tourism atau wisata pedesaan merupakan jenis wisata minat khusus yang berlokasi di wilayah pedesaan yang masih asri dan memiliki karakteristik khas dengan destinasi maupun kegiatan yang unik. Hampir di semua Negara memiliki program desa wisata ini untuk menambah daya tarik kepariwisataan. Berkembangnya wisata pedesaan membuka pilihan wisata baru bagi para wisatawan yang sudah mulai jenuh dengan objek wisata yang bersifat artifisial dan ingin menikmati suasana alam yang masih alami. Destinasi rural tourism ini menawarkan daya tarik wisata yaitu alamnya, kehidupan di desa tersebut, dan tradisi kebudayaan yang dimiliki sebuah desa tersebut.
Dengan adanya desa wisata wisatawan akan belajar dan mendapat pengalaman baru mengenai kehidupan desa serta merasakan bagaimana kehidupan di desa tersebut yang penuh dengan kerifan lokal. Pengembangan dari potensi desa wisata ini harus melalui perencanaan guna memikirkan fasilitas penunjang dan resiko lingkungan yang nantinya dapat merusak. Penunjang lain dari desa wisata yaitu atraksi dan penginapan atau homestay sebagai tempat tinggal wisatawan tersebut. Sedangkan kegiatan yang bisa dilakukan wisatawan antara lain:
a.       Touring
Touring adalah salah satu kegiatan yang terdapat di desa wisata dimana para wisatawan dapat mengeksplor pedesaan dengan cara berjalan, bersepeda, hiking, berkuda, dan menaiki kendaraan tradhisional khas desa tersebut.
b.      Wisata Air
Kegiatan ini berhubungan dengan air yaitu memancing di kali desa, arung jeram, kayak, berenang, dan bisa menyusuri sungai dengan perahu tradhisional.
c.       Kegiatan yang berhubungan dengan angin
Kegiatan ini seperti balon udara dan paralayang. Namun, kegiatan ini jarang ditemukan di desa wisata karena biaya yang cukup mahal meskipun kondisi lingkungan yang berbukit menunjang untuk pengadaan kegiatan ini.
d.      Wisata Olahraga
Kegiatan wisata olahraga ini dibagi menjadi dua tipe yaitu olahraga yang masih natural seperti panjat tebing dan olahraga yang sudah termodifikasi yaitu tennis, dan golf.
e.       Kegiatan Kebudayaan
Kegiatan kebudayaan yang bisa diikuti oleh wisatawan adalah mengunjungi situs sejararah, kuliner tradhisionalnya, mengenal tentang warisan budayanya, dan belajar membuat kerajinan masyarakat setempat.
f.        Kegiatan Kesehatan
Kegiatan ini adalah kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan. Bentuk dari kegiatan ini seperti fitness, berlatih pembelaan diri, spa, dan mengunjungi resort kesehatan. Kegiatan ini bertujuan untuk merefresh organ tubuh.
g.      Passive Activities
Kegiatan ini berorientasi pada menikmati pemandangan alam desa untuk relaksasi tubuh, berfoto, dan dan belajar mengenai alam sekitar.
h.      ‘Hallmark’ Events
Kegiatan ini meliputi pertunjukan asli desa tersebut untuk menghibur wisatawan yang datag dan untuk menunjukkan kepada umum seperti festival olahraga dan pertunjukkan agrikultur.
i.        Kegiatan Bisnis
Kegiatan ini sama dengan bentuk kegiatan MICE yang dilakukan di pedesaan.

Selasa, 13 Februari 2018


DESA WISATA TAMANSARI BANYUWANGI


Di postingan kali ini adalah pembahasan hasil dari diskusi mengenai sebuah desa wisata yaitu Desa Wisata Tamansari Banyuwangi. Desa wisata Tamansari terletak di Taman Wisata Gunung Ijen, Kecamatan Licin, Banyuwangi. Desa ini memiliki atraksi utama yaitu Kawah Ijen dan memiliki paket wisata ke Kampung Penambang, Kampung Bunga, dan Kampung Susu.


Yang menjadi unik, desa ini memiliki beberapa dusun yang memiliki potensinya masing-masing. Dusun Tammansari yang sebagian besar penduduknya adalah penambang belerang, Dusun Jambu yang memiliki potensi budidaya berbagai macam tanaman bunga, dan Dusun Ampel Gading yang memiliki banyak petrnak susu dan hebatnya dusun ini telah diberikan pembelajaran oleh Nestle.
Desa Tamansari ini memiliki rumah-rumah dengan desain seperti rumah Suku Osing (rumahnya da beberapa yang berbentuk panggung dan kebanyakan terbuat dari kayu). Di rumah ini pun disediakan fasilitas berupa warung oleh-oleh dan Tourist Information Center. Jumlah homestay yang tersedia semakin bertambah.
Yang membanggakan dari desa ini yaitu peraih penghargaan menjadi desa wisata terbaik karena memanfaatkan dengan baik jejaring bisnisnya. Di Desa Wisata Tamansari memiliki BUMDes atau Badan Usaha Milik Desa. BUMDes desa ini telah mengembangkan sejumlah usaha bertolak belakang dari potensi yang dimiliki desa seperti usaha madu, jasa guide, dan kendaraan wisata. Selain itu, badan ini mendidik para penambang belerang untuk menjadi guide wisatawan dan memanfaatkan trolley belerangnya untuk mengangkut wisatawan yang kelelahan saat perjalanan mendaki. BUMDes ini juga berhasil menggandeng pihak swasta untuk peningkatan perekonomian masyarakat melalui konsep desa wisata.
Dari hasil diskusi kami sepakat jika desa ini termasuk dalam desa berbasis masyarakat (CBT). Mengapa? Karena di desa ini masyarakat didlibatkan dalam pengelolaan pariwisatanya, baik sebagai guide, porter wisatawan, dan masyarakat mengembangkan desa mereka untuk pembangunan masyarakat itu sendiri.
Sebelum pembahasan mengenai kategori dari desa ini apakah termasuk desa wisata atau wisata desa akan dijelaskan mengenai perbedaan dari keduanya. Jika desa wisata kita akan mengalami yang namanya hidup dengan cara hidup masyarakat desa, tidur dirumah warga, makan dan beraktivitas sebagaimana warga desa melakukan kesehariannya. Nah, apabila wisata desa itu hanya sebatas kegiatan MICE yang hanya melihat desa dan mengikuti rangkaian acaranya dan tidak mengalami pengalaman langsung tinggal di desa tersebut.
Jadi, kami sepakat bahwa Desa Wisata Tamansari ini termasuk desa wisata bukan wisata desa. Karena di desa ini wisatawan bisa tinggal dan bisa merasakan pengalaman memerah susu sapi, dlsb.
Itulah hasil pembahasan dari diskusi kami. Terimakasih J


Sumber:



Minggu, 11 Februari 2018


Community Based Tourism Principles and Meanings

Underlying ideas
            Arus globalisasi sangat membawa perubahan sosial yang membuat komunitas lokal tidak bisa hidup dalam terkecualian. Komunitas Thailand dan berbagai Negara lain yang serupa mulai bergantung pada dunia modern diluar dan telah melewati masa kemandirian. Akibat dari pengaruh konsumerisme yang besar di Thailand SDA mengalami degradasi dan kehancuran. Padahal, untuk lokal komunitas dalam berinteraksi di dunia luar sangat membutuhkan peran penting dari sumber daya sosial, cultural dan ekonomi kuat. Untungnya jalan alternatif bagi keberlangsungan komunitas lokal Thailand tertolong dengan adanya tren sosial yang menjadi kontra.
Demokratisasi dari masyarakat Thailand sangat memberikan kebebasan publik dalam menyuarakan HAM. Tren-tren tersebut didukung oleh perkembangan PBB dan para cendekiawan yang paham mengenai pembangunan keberlanjutan. Pengertian dari masyarakat kota yang ada hubungannya dengan komunitas lokal desa merupakan landasan penting untuk mendesain dan mengimplementasikan strategi pembangunan yang sukses. Salah satu cara untuk menyatukan berbagai jenis orang dengan latar belakang yang berbeda adalah Pariwisata. Pariwisata menawarkan kesempatan yang menarik bagi para pelaku untuk menunjukkan budaya mereka dan berbagi pengalaman bersama menimbulkan relasi sosial. Kontribusi inilah yang akan menjadi sesuatu yang kuat dari masyarakat untuk pembangunan berkelanjutan.
 Community based tourism
CBT adalah tipe pariwisata yang unik dengan karakteristik berbeda dari bentuk mass tourism. Para pelaku yang akan mengembangkan pariwisata berbasis CBT dalam prakteknya harus mengerti prinsip komponen dibalik CBT. Oleh karena itu masyarakat membutuhkan pengembangan CBT yang berhati-hati agar tidak menimbulkan masalah bahkan bencana alam. Yang lebih penting masyarakat harus memiliki kekuatan untuk mengatur sumber daya pariwisata.
Prinsip CBT :
1.      Mengenali dan mempromosikan daerah yang memiliki potensi wisata.
2.      Libatkan berbagai aspek masyarakat dalam proses awal sampai akhir.
3.      Mempromosikan kebanggaan masyarakat.
4.      Meningkatkan kualitas hidup.
5.      Pastikan kelestarian lingkungan.
6.      Mempertahankan cirri khas dari budaya setempat.
7.      Angkat pembelajaran lintas budaya.
8.      Hormati perbedaan budaya dan martabat masyarakat.
9.      Pemerataan manfaat bagi para masyarakat.
10. Berperan penting dalam meningkatkan pendapatan masyarakat.
Sebelum mengembangkan pariwisata berbasis CBT, dimana para komunitas memainkan peran pariwisata basis ekowisata, agrowisata, wisata petualang, dan homestay. Secara umum kegiatan tersebut termasuk beberapa bentuk partisipasi masyarakat lokal. Sebagai “Ecotourism” CBT dari pengguna  mengembangkan pariwisata berkelanjutan diikuti dengan program konservasi untuk tetap menjaga alam.
Element wisata dari CBT:
a.      Sumber daya alam dan budaya.
-         SDA terakses dengan baik.
-         Lokal ekonomi dan periode produksinya tergantung pada keberlangsungan dari penggunaan SDA.
-         Adat dan budaya yang kuat dalam destinasi.
b.      Organisasi masyarakat.
-         Masyarakat berbagi kesadaran, norma, dan ideologi.
-         Memiliki orang tua yang memegang tradisi lokal da pengetahuan dari kebijaksanaan.
c.      Pengelola.
-         Masyarakat mempunyai peraturan dan regulasi untuk lingkungan, budaya, dan pengelolaan wisata.
-         Organisasi lokal atau mekanisme ada untuk mengelola pariwisata dengan kemampuan untuk menghubungkan pariwisata dan pengembangan masyarakat.
-         Manfaat atau keuntungan didistribusikan secara merata.
-         Presentase dari keuntungan pariwisata berkontribusi dalam masyarakat untuk pengembangan ekonomi dan sosial .
d.      Belajar. Aktivasi pariwisata dan tujuan pelayanan pada:
-         Membina proses belajar antara tuan rumah dan tamu.
-         Meningkatkan kesadaran konservasi alam dan budaya di kalangan wisatawan dan masyarakat lokal.
-         Mendidik dan pemahaman tentang budaya dan cara hidup.

Ekowisata adalah perjalanan yang bertanggung jawab di daerah yang mengandung SDA yang memiliki karakteristik endemik dan budaya atau sumber sejarah yang terintegrasi kedalam sistem ekologi. Tujuannya untuk menciptakan kesadaran diantara seluruh pihak terkait dari kebutuhan dan langkah-langkah yang digunakan untuk melestarikan ekosistem.
Perbedaan ekowisata dan CBT yang paling menonjol adalah kepemilikan.
1.      Ekowisata bertanggung jawab mengelola atraksi alam, budaya lokal dan kualitas keunikan destinasi. Sedangkan CBT bertanggung jawab mengelola lingkungan SDA, sistem sosial dan budaya untuk kepentingan masyarakat.
2.      Kepemilikan dari ekowisata tidak ditentukan sedangkan CBT adalah masyarakat.
3.      Pengelola pariwisata ekowisata  tidak ditentukan sedangkan CBT adalah masyarakat.
4.      Keterkaitan pariwisata menekankan pariwisata dan lingkungan, sedangkan CBT menekankan pada pengembangan secara keseluruhan.
Program tour masal telah menampilkan beberapa kunjungan singkat ke masyarakat untuk beberapa saat. Kunjungan yang khas adalah beberapa jam di suku bukit ‘eksotis’ di Thailand utara. Contoh lain dari kunjungan singkat adalah agrowisata yang muncul setelah krisis Thailand pada tahun 1997. Beberapa tujuan agrowisata kemudian menjadi bagian dari  tema “satu tambon satu produk”, dalam hal ini kunjungan singkat sering kali merupakan perjalanan belanja seni dan kerajinan yang beberapa labelnya sebagai CBT.
Homestay merupakan salah satu jenis pariwisata yang mempromosikan interaksi antara keluarga angkat dan wisatawan. Salah satu dari sekian bnyak pilihan akomodasi yang tersedia untuk CBT, homestay dapat bertindak untuk meningkatkan kesadaran akan kebersihan dan isu higienitas di destinasi masyarakat.
Prospek homestay yang agak kasar dan siap juga membantu memastikan bahwa wisatawan yang mengunjungi masyarakat sesuai untuk CBT. Standar dari sebuah homestay selain kasur bantal dan kelambu, barang yang disediakan untuk teman dekat  yang datang berkunjung.
Homestay adalah isu sosial dan budaya yang rumit bagi masyarakat. Hal ini dibutuhkan perubahan perspektif  dari tawaran akomodasi yang murah kepada tamu. Sebuah homestay seharusnya tidak hanya berfokus pada persediaan akomodasi untuk keuntungan disertai mengabarkan nilai pertukaran budaya dan rasa hormat terhadap budaya tuan rumah.
CBT dan Pembangunan Masyarakat
            CBT dimaksudkan sebagai alat pengembang masyarakat dan pelestarian lingkungan. Untuk alasan ini harus menerapkan secara keseluruhan meliputi aspek faktor sosial, budaya, ekonomi, lingkungan, dan pembangunan untuk menganalisa masyarakat. Memahami situasi masyarakat akan membantu memaksimalkan kemampuan CBT untuk bekerja secara efektif dan pengembangan masyarakat yang berkesinambungan.
5 aspek dasar dari pengembangan masyarakat
1.      Ekonomi.
-         Pemasukan dari produksi lokal.
-         Total biaya (pendapatan) ekonomi lokal.
-         Tingkat ketergantungan
2.      Sosial.
-         Orang-orang sebagai konsentrasi pembangunan.
-         Keadilan sosial.
-         Kepuasan taraf hidup.
-         Aktif organisasi masyarakat.
3.      Budaya.
-         Pendidikan formal dan non formal.
-         Budaya lokal untuk generasi selanjutnya.
-         Pemeliharaan budaya.
4.      Politik.
-         Partisipasi masyarakat.
-         Pembangunan atas kebutuhan masyarakat.
-         Demokrasi.
5.      Lingkungan.
-         Pengelolaan SDA yang benar.
-         Bertanggung jawab atas alam.
-         Konservasi SDA.
CBT dapatdigunakan sebagai alat untuk pembangunan masyarakat.
1.      Ekonomi
-         Mengangkat pendapatan untuk pembangunan masyarakat,
-         Menciptakan pekerjaan bidang wisata.
-         Meningkatkan pendapatan masyarakat lokal.
2.      Sosial
-         Mengangkat taraf hidup.
-         Mempromosikan keunggulan masyarakat.
-         Pemerataan peran.
-         Membangun komunitas pengelola organisasi.
3.      Budaya
-         Meningkatkan rasa hormat pada perbedaan budaya.
-         Menangkap pertukaran budaya.
-         Menanamkan budaya lokal.
4.      Politik
-         Mengadakan partisipasi dari masyarakat lokal.
-         Meningkatkan daya masyarakat dari luar.
-         Memastikan pengelolaan SDA yang benar.
5.      Lingkungan
-         Mempelajari daya dukung daerah.
-         Mengelola pembuangan limbah.
-         Meningkatkan kesadaran perlunya konservasi.
Pariwisata bisa menjadi alat yang ampuh, terutama jika memandang pariwisata dan pengembangan masyarakat sesuai kebutuhan.