Minggu, 11 Februari 2018


Community Based Tourism Principles and Meanings

Underlying ideas
            Arus globalisasi sangat membawa perubahan sosial yang membuat komunitas lokal tidak bisa hidup dalam terkecualian. Komunitas Thailand dan berbagai Negara lain yang serupa mulai bergantung pada dunia modern diluar dan telah melewati masa kemandirian. Akibat dari pengaruh konsumerisme yang besar di Thailand SDA mengalami degradasi dan kehancuran. Padahal, untuk lokal komunitas dalam berinteraksi di dunia luar sangat membutuhkan peran penting dari sumber daya sosial, cultural dan ekonomi kuat. Untungnya jalan alternatif bagi keberlangsungan komunitas lokal Thailand tertolong dengan adanya tren sosial yang menjadi kontra.
Demokratisasi dari masyarakat Thailand sangat memberikan kebebasan publik dalam menyuarakan HAM. Tren-tren tersebut didukung oleh perkembangan PBB dan para cendekiawan yang paham mengenai pembangunan keberlanjutan. Pengertian dari masyarakat kota yang ada hubungannya dengan komunitas lokal desa merupakan landasan penting untuk mendesain dan mengimplementasikan strategi pembangunan yang sukses. Salah satu cara untuk menyatukan berbagai jenis orang dengan latar belakang yang berbeda adalah Pariwisata. Pariwisata menawarkan kesempatan yang menarik bagi para pelaku untuk menunjukkan budaya mereka dan berbagi pengalaman bersama menimbulkan relasi sosial. Kontribusi inilah yang akan menjadi sesuatu yang kuat dari masyarakat untuk pembangunan berkelanjutan.
 Community based tourism
CBT adalah tipe pariwisata yang unik dengan karakteristik berbeda dari bentuk mass tourism. Para pelaku yang akan mengembangkan pariwisata berbasis CBT dalam prakteknya harus mengerti prinsip komponen dibalik CBT. Oleh karena itu masyarakat membutuhkan pengembangan CBT yang berhati-hati agar tidak menimbulkan masalah bahkan bencana alam. Yang lebih penting masyarakat harus memiliki kekuatan untuk mengatur sumber daya pariwisata.
Prinsip CBT :
1.      Mengenali dan mempromosikan daerah yang memiliki potensi wisata.
2.      Libatkan berbagai aspek masyarakat dalam proses awal sampai akhir.
3.      Mempromosikan kebanggaan masyarakat.
4.      Meningkatkan kualitas hidup.
5.      Pastikan kelestarian lingkungan.
6.      Mempertahankan cirri khas dari budaya setempat.
7.      Angkat pembelajaran lintas budaya.
8.      Hormati perbedaan budaya dan martabat masyarakat.
9.      Pemerataan manfaat bagi para masyarakat.
10. Berperan penting dalam meningkatkan pendapatan masyarakat.
Sebelum mengembangkan pariwisata berbasis CBT, dimana para komunitas memainkan peran pariwisata basis ekowisata, agrowisata, wisata petualang, dan homestay. Secara umum kegiatan tersebut termasuk beberapa bentuk partisipasi masyarakat lokal. Sebagai “Ecotourism” CBT dari pengguna  mengembangkan pariwisata berkelanjutan diikuti dengan program konservasi untuk tetap menjaga alam.
Element wisata dari CBT:
a.      Sumber daya alam dan budaya.
-         SDA terakses dengan baik.
-         Lokal ekonomi dan periode produksinya tergantung pada keberlangsungan dari penggunaan SDA.
-         Adat dan budaya yang kuat dalam destinasi.
b.      Organisasi masyarakat.
-         Masyarakat berbagi kesadaran, norma, dan ideologi.
-         Memiliki orang tua yang memegang tradisi lokal da pengetahuan dari kebijaksanaan.
c.      Pengelola.
-         Masyarakat mempunyai peraturan dan regulasi untuk lingkungan, budaya, dan pengelolaan wisata.
-         Organisasi lokal atau mekanisme ada untuk mengelola pariwisata dengan kemampuan untuk menghubungkan pariwisata dan pengembangan masyarakat.
-         Manfaat atau keuntungan didistribusikan secara merata.
-         Presentase dari keuntungan pariwisata berkontribusi dalam masyarakat untuk pengembangan ekonomi dan sosial .
d.      Belajar. Aktivasi pariwisata dan tujuan pelayanan pada:
-         Membina proses belajar antara tuan rumah dan tamu.
-         Meningkatkan kesadaran konservasi alam dan budaya di kalangan wisatawan dan masyarakat lokal.
-         Mendidik dan pemahaman tentang budaya dan cara hidup.

Ekowisata adalah perjalanan yang bertanggung jawab di daerah yang mengandung SDA yang memiliki karakteristik endemik dan budaya atau sumber sejarah yang terintegrasi kedalam sistem ekologi. Tujuannya untuk menciptakan kesadaran diantara seluruh pihak terkait dari kebutuhan dan langkah-langkah yang digunakan untuk melestarikan ekosistem.
Perbedaan ekowisata dan CBT yang paling menonjol adalah kepemilikan.
1.      Ekowisata bertanggung jawab mengelola atraksi alam, budaya lokal dan kualitas keunikan destinasi. Sedangkan CBT bertanggung jawab mengelola lingkungan SDA, sistem sosial dan budaya untuk kepentingan masyarakat.
2.      Kepemilikan dari ekowisata tidak ditentukan sedangkan CBT adalah masyarakat.
3.      Pengelola pariwisata ekowisata  tidak ditentukan sedangkan CBT adalah masyarakat.
4.      Keterkaitan pariwisata menekankan pariwisata dan lingkungan, sedangkan CBT menekankan pada pengembangan secara keseluruhan.
Program tour masal telah menampilkan beberapa kunjungan singkat ke masyarakat untuk beberapa saat. Kunjungan yang khas adalah beberapa jam di suku bukit ‘eksotis’ di Thailand utara. Contoh lain dari kunjungan singkat adalah agrowisata yang muncul setelah krisis Thailand pada tahun 1997. Beberapa tujuan agrowisata kemudian menjadi bagian dari  tema “satu tambon satu produk”, dalam hal ini kunjungan singkat sering kali merupakan perjalanan belanja seni dan kerajinan yang beberapa labelnya sebagai CBT.
Homestay merupakan salah satu jenis pariwisata yang mempromosikan interaksi antara keluarga angkat dan wisatawan. Salah satu dari sekian bnyak pilihan akomodasi yang tersedia untuk CBT, homestay dapat bertindak untuk meningkatkan kesadaran akan kebersihan dan isu higienitas di destinasi masyarakat.
Prospek homestay yang agak kasar dan siap juga membantu memastikan bahwa wisatawan yang mengunjungi masyarakat sesuai untuk CBT. Standar dari sebuah homestay selain kasur bantal dan kelambu, barang yang disediakan untuk teman dekat  yang datang berkunjung.
Homestay adalah isu sosial dan budaya yang rumit bagi masyarakat. Hal ini dibutuhkan perubahan perspektif  dari tawaran akomodasi yang murah kepada tamu. Sebuah homestay seharusnya tidak hanya berfokus pada persediaan akomodasi untuk keuntungan disertai mengabarkan nilai pertukaran budaya dan rasa hormat terhadap budaya tuan rumah.
CBT dan Pembangunan Masyarakat
            CBT dimaksudkan sebagai alat pengembang masyarakat dan pelestarian lingkungan. Untuk alasan ini harus menerapkan secara keseluruhan meliputi aspek faktor sosial, budaya, ekonomi, lingkungan, dan pembangunan untuk menganalisa masyarakat. Memahami situasi masyarakat akan membantu memaksimalkan kemampuan CBT untuk bekerja secara efektif dan pengembangan masyarakat yang berkesinambungan.
5 aspek dasar dari pengembangan masyarakat
1.      Ekonomi.
-         Pemasukan dari produksi lokal.
-         Total biaya (pendapatan) ekonomi lokal.
-         Tingkat ketergantungan
2.      Sosial.
-         Orang-orang sebagai konsentrasi pembangunan.
-         Keadilan sosial.
-         Kepuasan taraf hidup.
-         Aktif organisasi masyarakat.
3.      Budaya.
-         Pendidikan formal dan non formal.
-         Budaya lokal untuk generasi selanjutnya.
-         Pemeliharaan budaya.
4.      Politik.
-         Partisipasi masyarakat.
-         Pembangunan atas kebutuhan masyarakat.
-         Demokrasi.
5.      Lingkungan.
-         Pengelolaan SDA yang benar.
-         Bertanggung jawab atas alam.
-         Konservasi SDA.
CBT dapatdigunakan sebagai alat untuk pembangunan masyarakat.
1.      Ekonomi
-         Mengangkat pendapatan untuk pembangunan masyarakat,
-         Menciptakan pekerjaan bidang wisata.
-         Meningkatkan pendapatan masyarakat lokal.
2.      Sosial
-         Mengangkat taraf hidup.
-         Mempromosikan keunggulan masyarakat.
-         Pemerataan peran.
-         Membangun komunitas pengelola organisasi.
3.      Budaya
-         Meningkatkan rasa hormat pada perbedaan budaya.
-         Menangkap pertukaran budaya.
-         Menanamkan budaya lokal.
4.      Politik
-         Mengadakan partisipasi dari masyarakat lokal.
-         Meningkatkan daya masyarakat dari luar.
-         Memastikan pengelolaan SDA yang benar.
5.      Lingkungan
-         Mempelajari daya dukung daerah.
-         Mengelola pembuangan limbah.
-         Meningkatkan kesadaran perlunya konservasi.
Pariwisata bisa menjadi alat yang ampuh, terutama jika memandang pariwisata dan pengembangan masyarakat sesuai kebutuhan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar